Minggu, 23 Juni 2013

Yuli Sumpil Sang Dirigent AREMANIA


Para Aremania itejas ada yang menyaksikan Kick Andy edisi Jumat (22/06/2012) lalu? Dirijen kebanggaan Aremania, Yuli Sumpil ikut tampil dalam acara yang tayang di Metro TV tersebut lo. Wah tentunya kita sebagai warga Malang semakin bangga atas prestasi sam Yuli ya.
Bagi Aremania yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sam Yuli, berikut ayas sajikan profilnya n sedikit ttg jalan hidup  yang ayas kutip dari berbagai sumber. Monggo disimak..
Nama asli: Yuli Sugianto
Nama keren: Yuli Sumpil
Tanggal lahir: 14 Juli 1976
Status: Lajang
Alamat: Jalan Sumpil Gang I, RT 3/RW 4,  Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang
Profesi: Dirijen Aremania

         Sam Yuli dan Kecintaannya Pada Arema
Seperti yang telah Ngalamers duga, nama asli sam Yuli ditambahi dengan embel-embel Sumpil karena merujuk pada daerah rumahnya. Dari segi penampilan, sam Yuli memang nyentrik. Ia tidak pernah lupa memakai anting-anting di kedua telinga, topi, serta selalu mengenakan kaus Aremania.

Sam Yuli sudah sejak kelas 5 SD menjadi Aremania. Ia selalu hadir untuk mendukung Arema yang waktu itu masih berkiprah di Galatama. Meskipun sam Yuli tidak memiliki uang untuk membeli tiket, dia tetap berusaha menonton pertandingan secara langsung di Stadion Gajayana dengan cara ikut masuk penonton dewasa yang bertiket. Hal seperti ini dilakoni sam Yuli hingga SMP.

Saat remaja, kecintaan sam Yuli terhadap Arema tidak luntur malah semikin besar. Tak jarang ia menumpang truk untuk bisa sampai ke kota tujuan tempat Arema bertanding. Sam Yuli sudah siap-siap sejak pagi, menunggu di pinggir jalan raya, dan siap melompat ke dalam bak truk untuk menuju kota tujuan.

Sam Yuli akhirnya terpilih sebagai dirijen Aremania. Layaknya seorang konduktor dalam sebuah orkestra,sam Yuli memimpin para suporter untuk untuk menyanyi dan menari bersama. Ialah yang menentukan lagu mana yang harus dinyanyikan dan tarian macam apa yang harus dilakukan. Saat ini, Aremania punya dua dirijen, yaitu sam Yuli dan Yosep, atau yang biasa dipanggil Kepet.

Sam Yuli dipilih karena penampilan fisik yang ceria dan nyentrik, mampu berkomunikasi dengan suporter lain, dan memiliki kemampuan untuk membakar semangat suporter. Seorang dirijen dipilih dengan cara yang hampir kebetulan. Namun sekali ditunjuk, dia akan terus menyandang jabatan itu hingga ia mengundurkan diri atau kehilangan kemampuan untuk memimpin. 

Kisah sam Yuli dan Kepet menjadi dirijen sudah dimulai sejak sekitar tujuh tahun yang lalu. Hanya kepada mereka berdualah puluhan ribu Aremania mau tunduk. Suporter yang berjumlah kurang lebih 30.000 orang inipun semuanya tunduk pada Yuli atau Kepet. Padahal pengurus klub atau walikota sekalipun tidak mampu mengatur para suporter. 

“Mungkin saya dipilih karena berambut gondrong dan suka menari sambil memanjat pagar pembatas lapangan. Kalau Kepet mungkin karena ia punya banyak teman. Ia kan tinggal dekat stadion,” kata Yuli.

Saat pertandingan berlangsung, sam Yuli akan disambut oleh puluhan ribu Aremania yang datang ke stadion. Ia kemudian akan segera menaiki singgasananya sebagai pertanda bahwa tugasnya akan segera dimulai. Sambil berdiri di atas pagar menghadap ke tribun penonton, sam Yuli menggerakkan tangan dan kaki, memiringkan dan memutar tubuhnya ke kiri, kanan, depan, dan belakang sebagai alat untuk memberi aba-aba. Ribuan penonton menjadi kompak dan memainkan musik, menyanyi, dan menari. Semuanya mengikuti aba-aba dan contoh gerakan yang dilakukan sam Yuli.
Berkat sam Yuli, Aremania pernah memenangi penghargaan sebagai suporter terbaik dari PSSI. Luar biasa..

     Sam Yuli Dalam Kesehariannya
Yuli Sumpil adalah pemuda dari keluarga miskin yang tinggal di bagian timur Kota Malang. Sebelum menjadi dirijen Aremania, sam Yuli bekerja sebagai pencuci mikrolet sejak lulus dari Madrasah Aliyah. Dalam sehari, ia bekerja sejak jam 4 sore hingga 12 malam dengan mendapat upah Rp. 10.000 hingga Rp. 15.000.

Ia akhirnya berhenti bekerja sejak menjadi dirijen. Keputusan ini berdasarkan saran orang tuanya yang tidak tahan melihatnya menghabiskan waktu untuk mengurusi sepakbola. Padahal sebagai dirijen dia sama sekali tidak dibayar. Alhasil, kini sam Yuli bergantung pada orangtuanya. Ayahanda sam Yuli, Arsip, hanya bekerja sebagai tukang kayu panggilan. Sementara ibunya, Juwariyah, hanyalah menjual makanan rumahan bikinannya ke warung-warung sekitar. 

Sam Yuli mengaku bahwa setiap hari dia mendapatkan uang saku antara Rp. 500 hingga Rp. 2000 dari orangtuanya. Uang ini tentu hanya cukup untuk membeli sedikit rokok. Jika liga sedang berlangsung, samYuli harus menyisihkan sedikit uang sakunya untuk membeli tiket. Sebagai informasi, sam Yuli masih membeli tiket sendiri walaupun ia dengan mudah bisa mendapatkan free pass. Jika ia memang benar-benar tidak punya uang, ia harus rela menjual asesoris suporternya untuk membeli tiket. 

“Sebenarnya sedih juga, karena barang-barang itu punya nilai sejarah bagi saya. Tapi saya akan lebih sedih lagi kalau tidak bisa masuk ke stadion dan menjadi dirigen bagi teman-teman,” katanya.




     Sam Yuli Dan Film The Conductor
Kisah sam Yuli sebagai seorang dirijen dituangkan dalam sebuah film dokumenter berjudul The Conductor. Film yang disutradarai oleh Andi Bachtiar Yusuf ini mengungkapkan sisi lain dari Addie MS (Twilite Orchestra), AG Sudibyo (Paduan Suara Mahasiswa UI) dan Yuli Sumpil (Aremania).
The Conductor juga tidak luput menyoroti keseharian sam Yuli hingga obsesi mereka atas profesinya. Kontras dengan Addie MS yang mempersiapkan konsernya secara serius, sam Yuli justru mengandalkan improvisasi di lapangan. Ia mengaku tidak butuh persiapan apa-apa.
Sam Yuli juga sempat bertandang ke India dan Arema dalam rangka menghadiri festival film internasional yang menanyangkan The Conductor. Ia juga tidak lupa untuk mengenalkan Aremania kepada masyarakat internasional.
"Cita-cita saya, pagar besi pembatas tribun dengan lapangan nanti tidak perlu ada lagi. Jadi kita menonton sepakbola dengan enak, tidak ada perkelahian, tidak ada suporter yang mengganggu pemain. Saya juga ingin semua golongan bisa bersatu di sini. Kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan, Cina atau bukan Cina, pejabat atau orang biasa, Islam atau Kristen, di sini semuanya bisa sama."
- Yuli Sumpil -
Sumber : http://halomalang.com/serba-serbi/tokoh-yuli-sumpil-dirijen-kebanggaan-aremania

1 komentar: